Beranda > Adil > Note dari akun Aditya Riko 5

Note dari akun Aditya Riko 5

Kesaksian Al-Qur’an Terhadap Sifat Adil Para Sahabat

by Aditya Riko on Saturday, August 21, 2010 at 11:00pm ·

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Al-Fath : 29

 

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.

At-Taubah : 100

 

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.

Al-Anfal : 74

 

(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.

Al-Hasyr : 8-10

 

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

Al-Fath : 18

 

Itulah ayat-ayat al-Qur’an yang mulia yang memberi kesaksian terhadap kedudukan semua sahabat sebagai oang yang hidup bersama Rasulullah Saw., sejak dimulainya aktifitas dakwah sampai terjadinya peperangan hudaibiyah. Selain itu, masih ada ayat-ayat lain yang menyebutkan kelebihan dan jasa mereka pada banyak situasi dan peristiwa, seperti hijrah, perjuangan, dan peperangan-peperangan. Kesemua itu merupakan bukti-bukti yang meyakinkan–seperti disebutkan oleh pensyarah Musallamuts Tsubut dan Ibnu Hazm– yang menegaskan sifat adil para sahabat. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap Allah. Dengan begitu, apakah kita mesti mencari ridha dan penilaian adil dari manusia terhadap mereka ? Apakah seseorang masih juga meragukan sahabat yang sifat adil mereka telah ditegaskan dalam al-Qur’an dan dari mereka tidak tampak sesuatu yang menistakan serta membuat mereka tercela ?

 

Adalah sangat mengherankan, orang-orang yang mengklaim dirinya melakukan kajian tentang kebenaran dan berkarya untuk menyatukan kata dan barisan-barisan kaum muslimin, ternyata mereka  meragukan dan mencela para sahabat, bahkan mereka terjerumus ke lembah yang rendah ketika mereka memperolok-olokkan, mengejek sebagian sahabat. Dan bahkan, mereka berpendapat bahwa banyak riwayat sahabat seperti riwayat-riwayat Abu Hurairah yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim adalah bohong, walaupun jumhur ulama menerima riwayat-riwayat itu sebagai dalil atas furu’ agama dengan berdasarkan atas penilaian bahwa semua sahabat adalah bersifat adil.

 

Orang yang meragukan itu –Abdul Husain Syarafuddin– mengatakan, “Tidaklah mengherankan jumhur ulama menerima riwayat-riwayat itu setelah mereka bersandarkan diri atas prinsip bahwa para sahabat itu semuanya bersifat adil, yang sama sekali tidak ada dalil atas prinsip ini.”

 

Dengan ayat-ayat diatas, apakah masih ada celah untuk meragukan sifat adil para sahabat yang memeluk Islam sebelum terjadi penaklukan kota Mekkah ? Dalil-dalil nash al-Qur’an berbicara secara gamblang tentang hal itu yang tidak mengandung interpretasi dan dugaan. Akan tetapi, kehendak hati yang diperturutkan mendorong pemiliknya untuk mengingkari kebenaran, sekalipun kebenaran itu seperti matahari di tengah hari.

 

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.”

At-Taubah : 32

 

— Dikutip dari Hadits Nabi Sebelum Dibukukan (Assunnah Qabla al-Tadwin), Dr. Muhammad Ajaj al-Khatib —

———————————-o0o———————————-

 

Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi berkata: “Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari shahabat Rasulullah, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasul bagi kita haq, dan Al Qur’an haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan Al Qur’an dan As Sunnah adalah para shahabat Rasulullah. Sungguh mereka mencela para saksi kita (para shahabat) dengan tujuan untuk meniadakan Al Qur’an dan As Sunnah. Mereka (Rafidhah) lebih pantas untuk dicela dan mereka adalah zanadiqah.” (Al-Kifayah, hal. 49, karya Al-Khathib Al-Baghdadi)

Kategori:Adil
  1. Ahmad
    Juni 23, 2013 pukul 10:34 am

    Apakah Anda percaya dg Khusnul khatimah atau suul khatimah?.Apakah tdk mungkin orang yg pada awalnya shalih tp akhirnya ingkar atau berbalik dan sebaliknya?.Apa memang demikian pemahaman ayat2 diatas?

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar